Teknik Membenihkan Ikan Mola
Media Penyuluhan Perikanan - Ikan mola (Hypophtalmichthys molitrix) berasal dari China dan didatangkan ke Indonesia pada sekitar tahun 1960-an, didatangkan ke pulau jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan. Ikan mola atau dikenal juga dengan nama Silver Carp termasuk jenis ikan Plankton Feeder atau pemakan plankton, sehingga ikan jenis ini dapat dipakai sebagai ikan pengendali kesuburan perairan umum terutama dari jenis plankton.
II. BIOLOGI
Secara sistematis ikan mola termasuk famili Cyprinidae, sub famili Hypophthalmichthyane. Ikan mola dapat mencapai ukuran maksimal panjang 120 cm dengan bobot 20 kg. Ciri-ciri fisik ikan ini adalah bentuk badan pipih, sisik kecil, mulut di depan, mata relatif kecil di bawah garis horizontal badan, warna putih keperakan.
Habitat ikan ini di permukaan air, dimana terdapat banyak plankton. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan ikan ini yang memanfaatkan plankton sebagai makanan utamanya. Suhu optimal yang dikehendaki antara 25 s/d 30° C dan pH optimal 7,5 s/d 8,5.
III. PEMBENIHAN
A. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara pada kolam dengan kedalaman ± 1,5 m, kepadatan 0,5 s/d 1 kg/m2. Pemberian pakan diaplikasikan dengan cara pemupukan untukmenghasilkan plankton, diberi pula makanan tambahan berupa pellet 1 s/d 2% dari bobot biomass dengan kandunganprotein 25%.
B. Ciri-Ciri Induk Matang Gonad
Induk matang gonad atau siap dipijahkan biasanya pada musim penghujan atau dari bulan September sampai Maret. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
v Betina : Perut bagian bawah membesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin kemerahan dan agak menyembul keluar.
v Jantan : Jika dibandingkan dengan betina sirip pada bagian atas lebih kasar dan bila bagian perut diurut ke arah lubang kelamin akan keluar cairanberwarna putih.
C. Pemijahan
Pemijahan ikan mola dapat dilakukan dengan cara induced breeding, yaitu dengan menyuntikkan hocmon perangsang pada induk jantan dan betina, selanjutnya dilakukan pembuahan buatan. Langkah kerja yang dilakukan adiah sebagai berikut :
v Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8 s/d 9 jam, hormon yang digunakan adalah hCG dengan dosis 1000 ID/kg induk betina. Penyuntikan pertama sebanyak 250 lU/kg induk betina dan penyuntikan kedua sebanyak 750 IU/kg induk ditambah 4 mg/kg hypofisa segar ikan mas. Sedangkan untukjantanjumlah hormon yang diberikan adalah setengah dari dosis betina, dengan penyuntikan sekali pada saat penyuntikan kedua induk betina.
v Kedua induk setelah disuntik dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
v Pembuahan buatan dilakukan setelahikan terlihat melakukan aktifitas pemijahan, biasanya dicirikan dengan saling kejar. Setelah tanda tersebut terlihat, induk jantan dan betina diangkat untuk dilakukan pengurutan. Telur dari induk betina ditampung dalam wadah/baskom, dan pada saat bersamaan induk jantan diunit spermanya ditampung dalam wadah lain (gelas) kemudian diencerkan dengan larutan fisiologis (NaCI 0,9%) atau cairan infus Sodium Klorida.Sperma yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi telur kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan dengan bulu ayam hingga merata. Setelah itu telur diinkubasikan di dalam air yang disimpan dalam air yang disimpan dalam baskom atau wadah lain hingga telur mengembang sempurna.
v Jumlah telur yang dihasilkan setiap kilogram induk betina antara 100.000 s/d 150.000 butir.
D. Penetasan Telur
Penetasan dilakukan di dalam fibreglass berbentuk bulat yang dilengkapi dengan aliran dan sistem aerasi sehingga telur bergerak dan tidak menumpuk di dasar. Telur akan menetas setelah 16 s/d 24 jam. Setelah menetas, larva dipelihara selama 3 hari sampai siap untuk ditebarkan ke dalam kolam pendederan.
E. Pemeliharaan Benih
Persiapan kolam untuk pemeliharaan beniri di kolam adalahsebagai berikut :
v Perbaikan dan pengeringan kolam.
v Pengapuran dengan dosis 50 s/d 100gram/m2.
v Pemupukan dengan pupuk organic sebanyak 500 gram/m2.
v Pengisian air setinggi ± 50 cm.
Penebaran benih dilakukan sebagai berikut :
v Penebaran larva ke kolam dilakukansetelah kolam diisi air dan didiamkan selama 5 hari.
v Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
v Pemeliharaan larva selama 3 s/d 4 minggu dengan pemberian pakan tambahan setelah 10 hari pertama berupa pellet yang dihancurkan dengan pemberian sebanyak 1kg/10.000 benih/hari.
v Ukuran panjang ikan pada saat panenbiasanya berukuran 3 s/d 5 cm.
Referensi:
STPP Bogor, 2005. Informasi Teknologi Perikanan. Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar