Pemijahan Ikan Lele Melalui Penyuntikan Hormon Buatan
Media Penyuluhan Perikanan - Hormon sintesis (buatan) kini dapat dibeli di toko-toko obat perikanan, yaitu hormon yang disebut Ovaprim. Ovaprim berbentuk cairan yang disimpan dalam ampul. Satu ampul berisi 10 ml. Dosis pemakaiannya 0,3-0,5 ml untuk ikan lele yang beratnya 1 kg. induk lele seberat 0,5 kg berarti memerlukan hormon ovaprim 0,15-0,25 ml.
Penyuntikan menggunakan hormon Ovaprim sangat praktis sebab sudah berupa larutan sehingga tinggal disuntikan saja, hormon sisa di dalam ampul dapat disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung (suhu kamar), dalam ruang ini, Ovaprim tahan hingga 3-4 bulan.
Urutan pemijahan lele dengan hormon buatan adalah sebagai berikut :
Penyuntikan menggunakan hormon Ovaprim sangat praktis sebab sudah berupa larutan sehingga tinggal disuntikan saja, hormon sisa di dalam ampul dapat disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung (suhu kamar), dalam ruang ini, Ovaprim tahan hingga 3-4 bulan.
Urutan pemijahan lele dengan hormon buatan adalah sebagai berikut :
Siapkan kolam pemijahan ikan lele
- Keringkan dan bersihkan kolam/bak yang hendak digunakan untuk pemijahan.
- Cuci dan jemur kakaban dengan jumlah cukup menutupi 75% dasar kolam.
- Pasang kakaban di dasar kolam/bak, letakan kakaban itu 5-10 cm diatas dasar kolam. Gunakan bata merah yang sudah dicuci bersih sebagai pengganjalnya. Diatasnya juga ditindih dengan bata agar kakaban tidak mudah bergeser.
- Menjelang dilakukan penyuntikan, kolam tersebut diisi dengan air sampai kakaban terendam air 5 cm-10 cm.
Seleksi induk lele betina dan jantan yang siap memijah
- Pada pagi hari, tangkap induk lele betina dan jantan.
- Pilih induk betina yang matang telur, perutnya besar dan lunak, tetapi kalau diurut tidak dapat keluar telurnya.
- Pilih induk jantan yang sehat, tidak cacat, tidak berpenyakit. Lele jantan terlihat dari alat kelaminnya (perut tetap langsing) kalau diurut juga tidak dapat mengeluarkan sperma. Oleh karena itu, lele disuntik dengan hormon.
- Pisahkan induk jantan dan betina didalam wadah atau hapa tersendiri sambil menunggu saat disuntik.
Siapkan alat dan hormon Ovaprim untuk disuntikan
Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.Timbang induk betina dan tentukan dosis ovaprim
- Induk yang beratnya 1 kg, dosis hormon ovaprim 0,3-0,5 cc. bila beratnya 0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengahnya, yakni 0,15-0,25 cc ( sesuai petunjuk pada wadah hormon tersebut).
- Sedot dengan injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. setelah itu, sedot lagi dengan jarum yang sama aquades atau larutan garam fisiologis 0.7% sebanyak 0,5 ml yang juga untuk mengencerkan hormon tadi.
Cara penyuntikan
- Seorang membantu memegang ikan lele yang hendak disuntik ( ikan betina lebih dulu) dengan satu tangan lagi memegang pangkal ekor ikan. Letakan ikan tersebut sambil terus dipegang diatas meja yang sudah disiapkan dan diberi alas handuk/lap bersih.
- Seorang lainnya menyuntikan hormon yang sudah disiapkan kedalam daging lele dibagian punggung. Sebanyak setengah dosis disebelah kiri sirip punggung dan stengah dosis lagi disebelah kanan.
- Lakukan penyuntikan secara hati-hati. Setelah hormon didorong masuk, jarum dicabut, lalu bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.
- Setelah disuntik, ikan jantan dan betina dimasukan kedalam kolam pemijahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Siapkan kolam penetasan telur
- Kolam penetasan telur dapat berupa kolam tanah yang luasnya 25-100 m2. Beberapa hari sebelumnya, kolam mini sudah dikeringkan/dijemur dan dibersihkan dari segala hama. Setelah itu, kolam diairi sedalam 10-20 cm tiga hari sebelum digunakan.
- Kolam penetasan telur dapat juga berupa kolam berlapis plastik, ukuran lebar 2-3 m dan panjang 8-10 m. Selama dua hari sebelum digunakan, kolam telah dibersihkan, lalu diisi air dari sumur pompa yang bebas hama. Penggunaan air langsung dari sungai kurang baik untuk penetesan telur, karena mengeluarkan jamur atau bakteri yang menyerang telur.
- Pengalaman dari pembudidaya, air untuk pembenihan disediakan dari sumur bor yang disimpan didalam tandon besar ( 3-5 m3). Air di tandon tersebut ditebari garam kasar ( tanpa iodium ) sebanyak 100 gr setiap 1 m3 air, lalu diaduk dan diendapkan. Ternyata dengan perlakuan tersebut, penetesan dan pemeliharaan benih lancar serta tak pernah menderita kematian karena jamur dan bakteri.
0 komentar:
Posting Komentar